Isi
Biasanya tidak ada gejala awal kanker serviks, dan kebanyakan kasus teridentifikasi selama tes Pap atau hanya pada kanker stadium lanjut. Maka dari itu, selain mengetahui gejala kanker serviks, yang terpenting adalah sering-sering berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk melakukan pap smear dan memulai penanganan dini, jika diindikasikan.
Namun bila menimbulkan gejala, kanker serviks dapat menimbulkan tanda-tanda seperti:
- Pendarahan vagina tanpa sebab yang jelas dan keluar dari menstruasi;
- Keputihan yang berubah, dengan bau tidak sedap atau warna coklat, misalnya;
- Nyeri perut atau panggul yang terus-menerus, yang bisa bertambah parah saat menggunakan kamar mandi atau selama kontak intim;
- Perasaan tertekan di bagian bawah perut;
- Mendesak untuk buang air kecil lebih sering, bahkan di malam hari;
- Penurunan berat badan yang cepat tanpa diet.
Dalam kasus yang paling parah, di mana wanita tersebut menderita kanker serviks stadium lanjut, gejala lain juga dapat muncul, seperti kelelahan yang berlebihan, nyeri dan bengkak di kaki, serta kehilangan urin atau feses secara tidak sengaja.
Tanda dan gejala ini juga bisa disebabkan oleh masalah lain, seperti kandidiasis atau infeksi vagina, dan mungkin tidak terkait dengan kanker, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk membuat diagnosis yang benar. Periksa 7 tanda yang mungkin mengindikasikan masalah lain di rahim.
Apa yang harus dilakukan jika terjadi kecurigaan
Bila lebih dari satu gejala tersebut muncul, maka disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan diagnostik seperti pap smear atau kolposkopi dengan biopsi jaringan rahim dan menilai apakah terdapat sel kanker. Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana ujian ini dilakukan.
Tes Pap harus dilakukan setiap tahun selama 3 tahun berturut-turut. Jika tidak ada perubahan, pemeriksaan hanya dilakukan 3 tahun sekali.
Siapa yang paling berisiko terkena kanker
Kanker rahim lebih sering terjadi pada wanita dengan:
- Penyakit menular seksual, seperti klamidia atau kencing nanah;
- Infeksi HPV;
- Banyak pasangan seksual.
Selain itu, wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama bertahun-tahun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker, dan semakin lama waktu penggunaannya, semakin besar pula risiko terkena kanker.
Bagaimana pengobatan dilakukan
Hampir selalu, pengobatan untuk kanker rahim dapat dilakukan dengan konisasi, brachytherapy atau terapi radiasi, tetapi jika pendekatan ini tidak cukup untuk menyembuhkan penyakit dan jika wanita tersebut tidak lagi ingin memiliki anak, pembedahan dapat digunakan untuk menghilangkan rahim, mencegah penyakit memburuk.
Lihat apa yang terjadi setelah operasi pengangkatan rahim.