Isi
Duka adalah respons emosional yang normal dari penderitaan, yang terjadi setelah hilangnya hubungan emosional yang sangat kuat, baik dengan seseorang, hewan, benda, atau dengan barang non-materi, seperti pekerjaan, misalnya.
Tanggapan terhadap kehilangan ini sangat bervariasi dari orang ke orang, jadi tidak ada jangka waktu tertentu untuk menentukan berapa lama kesedihan setiap orang harus bertahan. Namun, American Psychiatric Association telah menetapkan beberapa parameter untuk membantu mengidentifikasi kesedihan patologis, yang tidak sehat dan harus diobati.
Cara setiap orang berduka bergantung pada beberapa faktor seperti hubungan yang mereka miliki dengan almarhum, jenis keluarga atau dukungan sosial, dan kepribadian setiap orang.
Tahap utama berkabung
Proses berduka sangat berbeda antara satu orang dengan orang lainnya, sehingga ada beberapa cara untuk mengungkapkan perasaan yang dapat ditimbulkan oleh kematian dan kehilangan. Namun, biasanya proses berduka cita dibagi menjadi 5 tahap:
1. Penyangkalan dan isolasi
Setelah menerima berita bahwa sesuatu atau seseorang dengan siapa seseorang memiliki hubungan yang sangat kuat telah hilang, sangat mungkin bahwa, pada tahap pertama, orang tersebut tidak mempercayai berita tersebut, mungkin untuk mengamati reaksi penyangkalan.
Reaksi ini juga bisa disertai dengan penarikan diri dari orang lain, yang biasanya berfungsi untuk membantu meringankan rasa sakit dan efek negatif lain yang ditimbulkan oleh jenis berita ini.
2. Kemarahan
Pada tahap kedua, setelah orang tersebut menyangkal peristiwa tersebut, sering kali timbul perasaan marah, yang dapat disertai dengan tanda-tanda lain seperti menangis terus-menerus dan mudah kesal, bahkan dengan teman dan keluarga. Mungkin masih ada kegelisahan dan kecemasan.
3. Tawar-menawar
Setelah mengalami perasaan marah dan kesal, wajar jika orang tersebut terus mengalami kesulitan dalam menerima kenyataan dan, oleh karena itu, dapat mencoba mencapai kesepakatan untuk keluar dari situasi yang dialaminya. Pada tahap ini, orang tersebut bahkan mungkin mencoba membuat kesepakatan dengan Tuhan, sehingga semuanya kembali seperti semula.
Jenis tawar-menawar ini bervariasi dari orang ke orang dan sering kali dilakukan tanpa disadari, kecuali jika Anda sedang ditindaklanjuti dengan psikolog atau psikiater.
4. Depresi
Selama fase ini orang tersebut memasuki proses membiasakan diri dengan situasi dan, oleh karena itu, mungkin ada perasaan rapuh, tidak aman, sakit hati, dan nostalgia.
Pada tahap inilah orang tersebut mulai memiliki rasa realitas yang lebih besar dan apa yang terjadi tidak dapat diselesaikan. Pada tahap inilah pemantauan dengan psikolog direkomendasikan untuk membantu beradaptasi dengan realitas baru, untuk memasuki tahap terakhir berkabung.
5. Penerimaan
Ini adalah fase terakhir dari proses berduka, di mana orang tersebut mulai memulihkan kebiasaan yang dia miliki sebelum peristiwa yang menyebabkan kehilangan, melanjutkan rutinitas hariannya yang normal. Dari tahap inilah orang tersebut juga menjadi lebih tersedia untuk hubungan sosial dengan teman dan keluarga.
Bagaimana cara mengatasi proses berduka
Kehilangan orang yang dicintai adalah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan hampir semua orang dan disertai dengan banyak emosi dan perasaan. Beberapa strategi yang dapat membantu selama proses tersebut adalah:
- Luangkan waktu yang diperlukan: setiap orang berbeda dan mengalami peristiwa yang sama dengan cara tertentu. Dengan begitu, tidak ada waktu yang menentukan kapan seseorang harus merasa baik. Yang penting adalah setiap orang menjalani proses dengan kecepatannya sendiri, tanpa merasa tertekan;
- Belajar menerima rasa sakit dan kehilangan: seseorang harus menghindari mencari cara lain untuk mengisi waktu dan pikiran, karena menghindari memikirkan situasi, menggunakan pekerjaan atau latihan fisik, misalnya, dapat menunda proses berkabung dan memperpanjang penderitaan;
- Ekspresikan apa yang Anda rasakan: tidak disarankan untuk menghambat emosi dan perasaan selama proses berduka dan, oleh karena itu, disarankan untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan. Tidak boleh ada rasa malu atau takut untuk menangis, berteriak atau berbicara dengan orang terdekat, atau psikolog atau psikiater, misalnya;
- Bergabunglah dengan kelompok pendukung: ini adalah pilihan yang baik bagi mereka yang tidak ingin melakukan sesi individu dengan seorang profesional. Dalam kelompok ini, beberapa orang yang mengalami situasi serupa berbicara tentang apa yang mereka rasakan dan pengalaman mereka dapat membantu orang lain;
- Kelilingi diri Anda dengan orang-orang terkasih: menghabiskan waktu dengan orang-orang yang Anda sayangi dan yang memiliki kesamaan cerita untuk dibagikan, memfasilitasi proses berduka, terutama jika mereka terkait dengan orang, hewan, atau benda yang telah hilang.
Selain strategi ini, merupakan pilihan yang baik untuk berkonsultasi dengan spesialis, seperti psikolog atau psikiater, yang akan dapat menilai kasus dan menyarankan pilihan lain untuk membantu Anda mengatasi proses berduka dengan lebih baik.
Bagaimana mengatasi kesedihan pada anak
Harus menjelaskan kepada seorang anak bahwa seseorang yang spesial telah lulus bukanlah tugas yang mudah, namun, ada beberapa strategi yang dapat membantu membuat prosesnya sedikit lebih mudah dan tidak terlalu traumatis, seperti:
- Mengatakan kebenaran: menyembunyikan beberapa fakta dapat membuat pengalaman berduka lebih menyakitkan dan membingungkan, karena anak mungkin tidak menemukan makna atas apa yang terjadi;
- Mengekspresikan gerakan dan perasaan: ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa anak juga dapat merasakan jenis emosi yang sama dan bahwa ini adalah sesuatu yang sangat normal;
- Jangan meminta orang lain: orang tua biasanya merupakan figur emosional paling penting bagi anak dan, oleh karena itu, mereka harus hadir pada saat berita diberitakan untuk memberikan rasa aman. Jika tidak memungkinkan, berita harus diberikan oleh orang yang dekat secara emosional, seperti kakek, nenek atau paman, misalnya;
- Memilih tempat yang tenang: ini menghindari gangguan yang tidak perlu dan memungkinkan kontak yang lebih dekat dengan anak, selain menciptakan lingkungan yang lebih mudah untuk mengungkapkan perasaan;
- Jangan terlalu banyak menggunakan detail: idealnya, pemberitaan harus disampaikan secara sederhana, jelas dan jujur, tanpa mencantumkan detail yang lebih rumit atau mengejutkan, setidaknya pada tahap awal.
Kesedihan anak sangat bervariasi sesuai usia, jadi strategi ini mungkin perlu disesuaikan. Karena itu, berkonsultasi dengan psikolog anak bisa menjadi cara terbaik untuk membantu memandu proses berduka anak.
Penting juga untuk diketahui bahwa tidak ada waktu yang ideal untuk menyampaikan berita kepada anak dan, oleh karena itu, sebaiknya tidak menunggu "saat yang tepat", karena hal ini dapat menimbulkan kecemasan yang lebih besar dan menunda proses berduka.
Kapan harus pergi ke psikolog atau psikiater
Mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater dapat menjadi cara yang baik untuk memastikan bahwa proses berduka yang sehat dapat dicapai. Namun, kebanyakan orang juga bisa mengelola kesedihannya sendiri, jadi jika Anda merasa tidak nyaman, tidak selalu perlu mencari bantuan profesional.
Namun, ada kasus di mana berkabung dapat dianggap "tidak sehat" atau patologis, terutama ketika perasaan sangat kuat atau berlangsung selama lebih dari 12 bulan, dalam kasus orang dewasa, atau selama lebih dari 6 bulan, dalam kasus anak-anak. . Dalam situasi ini, pemantauan profesional sangat penting.
Beberapa tanda yang mungkin menunjukkan proses berkabung yang "tidak sehat", jika berlanjut selama beberapa bulan, adalah:
- Keinginan yang terus-menerus untuk bersama orang yang tersesat;
- Mengalami kesulitan mempercayai kematian orang yang dicintai;
- Merasa bersalah pada diri sendiri;
- Keinginan untuk mati bersama orang itu;
- Kehilangan kepercayaan pada orang lain;
- Tidak lagi memiliki keinginan untuk hidup;
- Mengalami kesulitan mempertahankan persahabatan atau aktivitas sehari-hari;
- Tidak bisa membuat rencana ke depan;
- Merasa penderitaan yang tidak proporsional dengan apa yang dianggap "normal".
Jenis berkabung ini bisa muncul pada siapa saja atau pada usia tertentu, namun lebih sering terjadi pada wanita.