Isi
Kehadiran cairan kuning bukanlah indikasi langsung adanya masalah, terutama jika memiliki warna kuning muda. Jenis keputihan ini normal pada beberapa wanita yang mengalami keputihan yang lebih kental, terutama selama ovulasi.
Namun, jika keluarnya cairan berwarna kekuningan disertai dengan bau busuk atau gejala lain seperti gatal di area genital atau nyeri saat buang air kecil juga bisa menjadi indikasi adanya infeksi.
Oleh karena itu, setiap kali ada keraguan tentang keputihan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengidentifikasi masalah dan memulai pengobatan yang paling tepat, yang bisa sangat berbeda sesuai dengan penyebab keputihan.
1. Kandidiasis
Kandidiasis adalah infeksi lain yang sangat umum yang muncul dari pertumbuhan berlebih jamur Candida Albicans di dalam vagina dan menyebabkan keluarnya cairan kekuningan. Kandidiasis biasanya lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang telah diobati dengan antibiotik.
Gejala lain yang juga dapat mengindikasikan kandidiasis termasuk keluarnya cairan berwarna kuning sangat muda, tetapi dengan gumpalan kecil, seperti keju yang mengental, rasa gatal yang hebat dan rasa terbakar saat berhubungan.
Yang harus dilakukan: Cara yang baik untuk menghilangkan jamur berlebih dan melawan kandidiasis adalah dengan menjaga kebersihan area vagina dan menggunakan celana dalam katun untuk memungkinkan kulit bernapas. Selain itu, disarankan juga untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mulai menggunakan salep antijamur vagina, seperti Flukonazol atau Klotrimazol, yang membantu meredakan gejala lebih cepat. Lihat salep mana yang paling sering digunakan dan tip lain untuk melawan kandidiasis.
2. Penyakit menular seksual
PMS adalah infeksi yang relatif umum yang dapat timbul pada wanita yang melakukan hubungan seksual tanpa pelindung, terutama bila Anda memiliki lebih dari satu pasangan. Beberapa PMS seperti trikomoniasis atau klamidia dapat menyebabkan munculnya cairan yang warnanya bervariasi antara kuning, abu-abu dan kehijauan.
Selain keluarnya cairan, mungkin juga ada gejala lain seperti gatal di daerah genital, nyeri saat buang air kecil dan kemerahan hebat, misalnya.
Apa yang harus dilakukan: Jika dicurigai adanya penyakit menular seksual, konsultasikan dengan ginekolog untuk memastikan infeksinya dan memulai pengobatan yang paling tepat, yang sering kali mencakup penggunaan antibiotik. Lihat daftar PMS utama dan bagaimana pengobatannya.
3. Uretritis
Peradangan uretra, yang secara ilmiah dikenal sebagai uretritis, dapat terjadi karena trauma pada uretra atau karena infeksi, dan oleh karena itu lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami infeksi saluran kemih berulang atau yang tidak memiliki kebersihan yang layak.
Dalam kasus ini cairan yang keluar mungkin berwarna kuning kehijauan dan bisa disertai gejala lain seperti rasa terbakar saat buang air kecil, kesulitan memulai aliran urine dan gatal-gatal di daerah tersebut, misalnya.
Yang harus dilakukan: konsultasikan dengan ginekolog untuk memastikan diagnosis dan mulai pengobatan dengan antibiotik, seperti Azitromisin atau Ceftriaxone. Lihat pengobatan lain apa yang dapat digunakan dalam perawatan ini.
4. Penyakit radang panggul
Penyakit radang panggul, atau PID, adalah infeksi pada organ reproduksi wanita yang biasanya dimulai di vagina dan berlanjut ke rahim, menyebabkan keluarnya cairan berwarna kekuningan dan gejala lainnya seperti demam di atas 38ºC, nyeri di perut bahkan perdarahan vagina.
Yang harus dilakukan: Sangat penting untuk berkonsultasi dengan ginekolog jika ada kecurigaan PID, karena biasanya pengobatan dengan antibiotik perlu dimulai selama kurang lebih 2 minggu. Selama perawatan, hubungan seksual juga harus dihindari untuk memudahkan pemulihan. Pahami lebih lanjut tentang bagaimana infeksi ini dirawat.
Keputihan saat hamil
Selama kehamilan, keputihan yang kekuningan juga bisa disebabkan oleh trikomoniasis, yang bisa mengakibatkan kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Lihat apa kemungkinan penyebab keputihan pada kehamilan dan kapan bisa menjadi serius.
Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan atau dokter kandungan agar dapat dilakukan pengobatan terbaik, yang dapat dilakukan dengan penggunaan Metronidazole atau Tinidazole, misalnya.
Tips penting selama perawatan
Meskipun pengobatan dapat bervariasi sesuai dengan penyebab keluarnya cairan, ada beberapa tip yang penting dalam hal apa pun. Salah satu tip berikut adalah pasangan juga harus menjalani pengobatan, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, untuk mencegah orang tersebut terinfeksi kembali.
Selain itu, disarankan lebih lanjut:
- Gunakan kondom untuk menghindari kontaminasi pada pasangan;
- Hindari melakukan mandi vagina karena pancuran menghilangkan lapisan bakteri dari daerah intim yang bertanggung jawab untuk melindungi daerah ini dari infeksi;
- Hindari memakai parfum atau semprotan kebersihan intim, karena mereka mengubah pH vagina;
- Kenakan celana dalam katun, karena bahan katun tidak menyebabkan iritasi;
- Hindari memakai celana ketat atau celana pendek, lebih memilih menggunakan rok atau gaun untuk memungkinkan mengudara.
Tip lain untuk mengobati cairan kuning adalah menghindari tampon, lebih memilih yang eksternal.
Lihat video berikut tentang cara mengidentifikasi cairan kuning dengan benar dan apa itu: